Aspek Bahasa dan Kognitif (IQ)
Pengayaan berasal dari kata kaya, yang jika dihubungkan dengan keunggulan maka pengayaan materi pembelajaran diberikan pada anak yang telah mampu meraih kemampuan standar dari kurikulum yang ada. Pengayaan diberikan pada anak jika telah mampu menyelesaikan standar kurikulum.
Setiap anak memiliki keunggulan, bakat dan minat yang berbeda. Bila kita cermati ada anak yang berbakat dalam menghafal Al-Quran seperti kita saksikan pada acara di televisi pada Hafidz Qur'an. Ada juga anak yang memiliki keunggulan dalam bidang Bahasa dan Kognitif, dapat kita saksikan putra-putri kecil yang pandai berdakwh dalam acara Pildacil. Dan ada juga anak yang berbakat dan unggul dalam bidang seni dan motorik halus, misalnya anak yang pandai mewarnai.
Nah, demikian juga dengan anak-anak yang memiliki kecerdasan bahasa dan kognitif dapat kita arahkan untuk belajar pra membaca, setahap demi setahap sesuai dengan usia dan kemampuan anak, tanpa paksaan dan bersifat alami sehingga anak akan terbekali dengan kemampuan pra membaca guna kesiapan membaca formal di jenjang pendidikan selanjutnya.
Banyak penelitian mutakhir
membuktikan bahwa anak dapat diajar membaca sebelum mencapai usia sekolah
dasar, diantaranya adalah Durkin (1996: 1966a) telah mengadakan penelitian
tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Durkin menyimpulkan bahwa tidak
ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang telah diajar
membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang
belum pernah memperoleh membaca dini.
Menurut pendapat Steinberg
(1982: 2014-2015) mengemukakan bahwa ada 4 keuntungan mengajar anak membaca
permulaan dilihat dari segi proses belajar mengajar, yaitu:
a.
Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak
b.
Sitausi akrab dan informal di rumah dan di lembaga PAUD merupakan faktor
yang kondusif bagi anak untuk belajar
c.
Anak-anak berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan serta dapat
diatur
d.
Anak-anak berusia dini dapat
mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.
Pendapat Leonhart (1999:
14) membaca sangat penting bagi anak. anak-anak yang gemar membaca akan
memiliki rasa kebahasaan yang tinggi . Mereka akan berbicara, menulis, dan
memahami gagasan rumit secara lebih baik. Sedangkan Montessori dan Hainstock
mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan
menulis, bahkan membaca dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi
anak usia ini. Tom dan Harriet Sobol (2003: 26) anak yang sudah memiliki
kesiapan membaca di TK akan lebih percaya diri dan penuh kegembiraan. Demikian
juga pendapat Moleong (2003: 25) menyatakan bahwa salah satu aspek yang harus
dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis dalam batas-batas
aturan praskolastik dan sesuai dengan karakteristik anak.
Dalam memfasiltiasi dan melejitkan kecerdasan anak, tentu stimulasi/ rangsangan serta metode yang kita pilih harus mengacu pada karakteristik anak sehingga kecerdasan pada anak dapat tumbuh secara alami, tanpa paksaan dan tanpa membebani anak dengan hal-hal di luar kesanggupan anak. Metode yang dapat dilaksanakan sebaiknya sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini.
untuk itu PAUD ISLAM TERPADU ARSYADA MAGISTRA, menerapkan berbagai metode untuk menstimulasi dan melejitkan kecerdasan anak agar siap dalam menempuh jenjang pendidikan berikutnya. Dalam hal memberikan fasiltias dan menstimulasi kesiapan pra membaca, kami menggunakan buku AYO MEMBACA dengan metode yang ramah anak. Kami harapkan, anak-anak didik yang memiliki kecerdasan bahasa dan kognitif dapat terstimulasi sehingga memiliki kemampuan pra membaca.
Insya Allah pada pada postingan yang akan datang, akan dibahas tentang keunggulan perjilid dan maengapa AYO MEMBACA ramah dengan karakterisitik anak serta sesuai dengan perkembangan anak usia dini.
Jilid satu berisi tentang mengenal kosakata dan suku kata bervokal a dan i. Kelebihan buku jilid 1 ini adalah sesuai degnan tahap perkembangan anak usia 3-4 tahun yang mampu mengenal simbol, baik simbol berupa gambar maun huruf/ suku kata. Selain itu, jumlah suku kata untuk pengayaan juga sangat ramah aank untuk dibaca dan diingat karena hanya 4 suku kata dan huruf
Bila anak belum mampu mengenal suku kata, maka anak dapat distimulasi degnan mengenal kosakata dan melatih kemampuan visual (melihat dan membedakan gambar), melatih kemampuan auditorial (pendengaran dan membedakan apa yang didengar antara huruf t dengan d, dst). sektar 80% anak usia 3-4 tahun akan dengan mudah menguasai buku jilid 1 ini. Bahkan ada yang hafal dan ingat semua kosakata pada setiap suku kata.
Bagaimana dengan anak yang belum mampu (belum tumbuh masa peka untuk belajar pra membaca)? Apakah anak golongan ini tidak memiliki kemampuan di bidang kognitif (dalam mengebal simbol) dan bahasa (dalam memahami ujaran dan melafalkannya?). Lalu bagaimana stimulasi yang dapat kita lakukan?
bersambung...